Gimana kabarnya? Dah lama ngak ketemu niii Y_Y.. semogah
selalu sehat dan barokah yaaaa :D
Rindu serindu rindunya, kemaren ane pengen nulis sesuatu,
karena sesuatu dan lain hal, ngak sempet
nulis dan posting sesuatu tersebut ( seperti biasanya geje di awala tulisan XD)
Ane langsung saja ke topiknya yaa ( biar ngak tambah geje
==’’)
Seperti judul postingan di atas “konsep Iman kepada Allah
dahulu Vs konsep iman kepada Allah sekarang” saya akan membahas perbedaan
iman-nya para sahabat dengan iman-nya umat akhir zaman ( tembaksud ane nii -_-).. sebelum melangkah lebih jauh, ane mau bahas
dulu apa pengertian iman.. check this yoo
Pengertian iman dari bahasa Arab yang
artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman
adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah
adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala
sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan
lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang
beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila
seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang
tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga
unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar
bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya,
sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada
Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan
kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari
kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa :
136)
itulah sedikit pengertian tentang iman kepada Allah ,
sekarang ane pengen ngebahas iman para sahabat Rasulullah dahulu, dengan
sedikit kisah dibawah ini.
Khabbab ialah seorang manusia yang telah banyak berkorban
untuk agama. Di awal-awal Khabbab telah memeluk agama Islam maka penderitaan
yang ditanggungnya pun agak lama juga.
Dia telah dipaksa memakai baju besi dan disuruh
berbaring dipasir, mendedahkan badannya pada panas matahari yang terik hingga
kulitnya mengelupas. Khabbab adalah seorang hamba sahaya seorang perempuan.
Apabila diketahui oleh si perempuan tadi bahwa dia sering menemui Nabi Muhammad
s.a.w maka kepalanya diselar dengan panas yang merah membara.
Umar r.a. semasa beliau menjadi Khalifah bertanya
kepada Khabbab tentang penderitaannya dikala mula-mula menganut agama Islam.
Sebagai jawaban dia menunjukkan bekas luka dipunggungnya.
Kata Umar,"Aku tidak pernah melihat punggung yang
sedimikian rupa." Melanjutkan ceritanya dia mengatakan dia telah diseret
diatas suatu timbunan bara api sehingga lemak-lemak dan darah yang mengalir
dari badannya memadamkan bara-bara api.
Ketika Islam telah menyebar ke beberapa tempat, Khabbab
sering duduk menangis sambil berkata:"Nampaknya Allah s.w.t. sedang
memberi ganjaran bagi segala penderitaan yang kita alami. Mungkin di akhirat
nanti tidak ada ganjaran yang bakal kita terima."
Penderitaan dimana yang dipertaruhkan keImanan pun dialami
oleh muadzin pada zaman Rasulullah yaitu Bilal R.anhu, dimana beliau disiksa
ditengah padang pasir dengan cambukan cemeti pada malam hari dan dijemur pada
siang hari dalam teriknya matahari oleh umayyah, abu jahal dan pengikutnya.
Dari kisah para sahabat diatas kita dapat mengambil
kesimpulan keimanan yang sesungguhnya itu seperti apa, rela berkorban sepenuh
hati sebesar jiwa untuk menjaga dan melindungi Iman kepada Allah itu, walaupun
sakit dan penderitaan yang terasa.
Berbeda dengan iman kebanyakan manusia zaman sekarang ( ==’’)
meyakini sepenuh hati, mengucapkan
dengan lisan, tapi perbuatan/actionnya nihil... mereka telah mengetahui mana
yang benar dan mana yang salah tapi justru membenarkan yang salah menyalahkan
yang benar ( banyak contohnya dikehidupan sehari2) ceramah dan dakwah sana sini, bukan semata2 untuk ridho Allah saja,
tapi untuk duniawi juga.. Allah 40% duniawi 60 %... <,<’’...
Begitu sangat-sangat pentingnya Iman, sehingga kita harus
tahu essensi dari keimanan tersebut, Agar Iman kita ngak abal-abal, kita dapat
mencontoh pengorbanan para sahabat Rasullulah dahulu. Semogah kita semua
termaksud kedalam hamba Allah yang memiliki keimanan yang benar, jauh dari kata
ngak bener XD. Mungkin iman saya masih di katagorikan abal-abal juga, but saya
mencoba untuk berubah :), masukan dan saran dari sahabat insyaAllah bisa
membawa diri ini ke dalam keadaan yang lebih baik. Keep istiqomah and Hamasah
teman-teman..
terimakasih kepada blog tetangga atas materi iman dan kisah sahabat :)