Sabtu, 29 Desember 2012

Iman kepada Allah dahulu Vs Iman kepada Allah sekarang :D


Assalamualaikum konco-konco ku sebangsa dan setanah air...
Gimana kabarnya? Dah lama ngak ketemu niii Y_Y.. semogah selalu sehat dan barokah yaaaa :D

Rindu serindu rindunya, kemaren ane pengen nulis sesuatu, karena sesuatu dan lain hal,  ngak sempet nulis dan posting sesuatu tersebut ( seperti biasanya geje di awala tulisan XD)
Ane langsung saja ke topiknya yaa ( biar ngak tambah geje ==’’)

Seperti judul postingan di atas “konsep Iman kepada Allah dahulu Vs konsep iman kepada Allah sekarang” saya akan membahas perbedaan iman-nya para sahabat dengan iman-nya umat akhir zaman ( tembaksud ane nii -_-)..  sebelum melangkah lebih jauh, ane mau bahas dulu apa pengertian iman.. check this yoo

Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)

itulah sedikit pengertian tentang iman kepada Allah , sekarang ane pengen ngebahas iman para sahabat Rasulullah dahulu, dengan sedikit kisah dibawah ini.

Khabbab ialah seorang manusia yang telah banyak berkorban untuk agama. Di awal-awal Khabbab telah memeluk agama Islam maka penderitaan yang ditanggungnya pun agak lama juga.
 Dia telah dipaksa memakai baju besi dan disuruh berbaring dipasir, mendedahkan badannya pada panas matahari yang terik hingga kulitnya mengelupas. Khabbab adalah seorang hamba sahaya seorang perempuan. Apabila diketahui oleh si perempuan tadi bahwa dia sering menemui Nabi Muhammad s.a.w maka kepalanya diselar dengan panas yang merah membara.

 Umar r.a. semasa beliau menjadi Khalifah bertanya kepada Khabbab tentang penderitaannya dikala mula-mula menganut agama Islam. Sebagai jawaban dia menunjukkan bekas luka dipunggungnya.
Kata Umar,"Aku tidak pernah melihat punggung yang sedimikian rupa." Melanjutkan ceritanya dia mengatakan dia telah diseret diatas suatu timbunan bara api sehingga lemak-lemak dan darah yang mengalir dari badannya memadamkan bara-bara api.

Ketika Islam telah menyebar ke beberapa tempat, Khabbab sering duduk menangis sambil berkata:"Nampaknya Allah s.w.t. sedang memberi ganjaran bagi segala penderitaan yang kita alami. Mungkin di akhirat nanti tidak ada ganjaran yang bakal kita terima."
Penderitaan dimana yang dipertaruhkan keImanan pun dialami oleh muadzin pada zaman Rasulullah yaitu Bilal R.anhu, dimana beliau disiksa ditengah padang pasir dengan cambukan cemeti pada malam hari dan dijemur pada siang hari dalam teriknya matahari oleh umayyah, abu jahal dan pengikutnya.

Dari kisah para sahabat diatas kita dapat mengambil kesimpulan keimanan yang sesungguhnya itu seperti apa, rela berkorban sepenuh hati sebesar jiwa untuk menjaga dan melindungi Iman kepada Allah itu, walaupun sakit dan penderitaan yang terasa.

Berbeda dengan iman kebanyakan manusia zaman sekarang ( ==’’)  meyakini sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, tapi perbuatan/actionnya nihil... mereka telah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah tapi justru membenarkan yang salah menyalahkan yang benar ( banyak contohnya dikehidupan sehari2) ceramah dan dakwah sana  sini, bukan semata2 untuk ridho Allah saja, tapi untuk duniawi juga.. Allah 40% duniawi 60 %... <,<’’...

Begitu sangat-sangat pentingnya Iman, sehingga kita harus tahu essensi dari keimanan tersebut, Agar Iman kita ngak abal-abal, kita dapat mencontoh pengorbanan para sahabat Rasullulah dahulu. Semogah kita semua termaksud kedalam hamba Allah yang memiliki keimanan yang benar, jauh dari kata ngak bener XD. Mungkin iman saya masih di katagorikan abal-abal juga, but saya mencoba untuk berubah :), masukan dan saran dari sahabat insyaAllah bisa membawa diri ini ke dalam keadaan yang lebih baik. Keep istiqomah and Hamasah teman-teman.. 

terimakasih kepada blog tetangga atas materi iman dan kisah sahabat :)

2 komentar: